وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ ۚ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ
“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.” (Al-Baqarah ; 197)
Membicarakan mimpi-mimpi yang hendak dicapai bertahun-tahun ke depan, tentunya harus dibarengi dengan pembicaraaan mengenai tantangan apa saja yang menghadang dan problem apa saja yang membentang, yang itu sudah pasti keberadaannya. Tidak lain karena dengan mengetahuinya, akan ada langkah-langkah dan usaha-usaha untuk menyelesaikannya. Ibarat menempuh perjalanan panjang, untuk mencapai tujuan perjalanan itu kita harus mengetahui seluk-beluk medan. Ada rintangan apa saja yang akan kita hadapi sepanjang perjalanan itu. Ada jurangkah? Ada perbukitan berbatukah? Ada rawa-rawakah? Atau gurun pasirkah? Kemudian bagaimana cuacanya apakah ada hujan? Bahkan badai? Angin kencang? Dengan mengetahuinya, kita bisa memprediksi peralatan apa saja yang dibutuhkan untuk kita persiapkan. Dengan begitu, kita siap menempuh perjalanan untuk akhirnya sampai ke tujuan.
Maka, saya akan coba menulis rangkaian pertanyaan yang bermuatan tantangan-tantangan tersebut atau menyiratkannya. Sengaja tidak saya sertakan jawaban karena tidak kesemuanya sudah saya pribadi fikirkan jawabannya. Juga karena tidak semua jawaban dari pertanyaan tersebut cukup pas untuk dibahas oleh mahasiswa melainkan pihak lain yang lebih berotoritas. Pertanyaan-pertanyaan tersebut saya maksudkan juga untuk menstimulus diskusi-diskusi dan pembahasan-pembahasan lebih lanjut, yang sebagiannya akan saya coba untuk tuliskan dalam edisi-edisi RMS mendatang.
***
Pertanyaan paling mendasar yang apabila kita menemukan jawabannya, maka kita akan temukan pula jawaban dari pertanyaan lain turunannya; Apa definisi yang sebenarnya dari perguruan tinggi pesantren? Apakah perguruan tinggi pesantren hanyalah merupakan perguruan tinggi yang seluruh mahasiswa, staf, dan dosennya bertempat tinggal di dalam-meskipun pada realitasnya paling tidak hingga saat ini terdapat sejumlah staf dan dosen yang berada diluar-kampus? Bila iya, apa yang akan membedakannya dengan kampus lain yang mahasiswanya kos-kosan? Bila tidak, sejauh apa interaksi dan hubungan antara mereka? Apakah kebersamaan dalam hidup dalam kawasan kampus hanya berfungsi untuk memudahkan dalam berkonsultasi dan mengumpulkan tugas? Kalau iya, apakah fungsi itu benar-benar berjalan? Bila tidak, system, instrument atau agenda apa yang bisa menjangkau fungsi yang lebih? Ustadz Hamid berulangkali mengemukakan ide beliau tentang supersystem, bagaimanakah sebenarnya teknis pelaksanaan supersystem itu?
Kemudian apakah definisi dari mahasiswa santri? Apakah mereka sama seperti santri di KMI dahulu hanya plus belajar di bangku perkuliahan? Karena kita sepakat bahwa tegaknya disiplin amatlah diperlukan karena dengannya nilai dan system pesantren yang baik akan dapat dipertahankan dan terjaga, maka disiplin bagaimana yang harus diterapkan? Kemudian bagaimanakah pencegahan pelanggaran kedisiplinan mahasiswa? Bagaimana pula penindakan terhadap mereka yang melanggar? Bagaimana para mahasiswa bisa nyaman dalam kedisiplinan tersebut sehingga bisa optimal berkemahasiswaan?
Tentang kehidupan mahasiswa dan kampus, bagaimana ia berjalan di kampus perguruan tinggi pesantren? Bagaimana realisasi dari konsep olah zikir, olah fikir, olahraga yang amat sering kita dengar? Bagaimana kebersamaan dan kekeluargaan itu dibangun? Bagaimana olah rasa dan kesadaran berfungsi dengan baik? Bagaimana ubudiyah dan kehidupan spiritual mahasiswa bisa hidup? Bagaimana kehidupan ilmiah mahasiswa bisa hidup? Bagaimana kebersihan dan kerapian lingkungan dapat terjaga? Apa yang dimaksud dengan kebersamaan dan kekeluargaan antar seluruh penghuni kampus? Bagaimana kehidupan olahraga dan berkesenian? Bagaimana bahasa arab dan inggris dapat dipraktekkan dalam percakapan sehari-hari?
Mengenai berbagai elemen dan sarana yang ada, apa fungsi dari asrama yang saat ini berjumlah 3 untuk undergraduate dan 1 untuk postgraduate? Istirahat sajakah? Atau bahkan untuk kegiatan lain semacam kegiatan ilmiah, olahraga, dan kesenian? Atau untuk berorganisasi pula? Apa fungsi dari gedung kuliah? Sejauh apa ia bisa dimanfaatkan? Apa fungsi dari meeting hall? Apa saja fungsi dari berbagai perkantoran yang ada? Apa fungsi perpustakaan? Apa fungsi lapangan? Bukankah dengan mengetahui dan mendefinisikan fungsi dari itu semua, bisa ditentukan pula fasilitas atau sarana-prasarana yang ada?
Mengenai lembaga yang berhubungan dengan mahasiswa, sejauh apa peran Dewan Mahasiswa bagi mahasiswa? Haruskah seluruh aspek kehidupan seluruh mahasiswa terpantau oleh Dewan Mahasiswa? Apakah peran Dewan Mahasiswa bisa disamakan dengan OPPM semasa KMI dulu? Apa perbedaan antara Dewan Mahasiswa di kampus pesantren dengan BEM, LEM, atau DEMA di perguruan tinggi lain? Apakah dibutuhkan tambahan lembaga mahasiswa tertentu untuk mengisi plot tugas yang tidak bisa diselesaikan oleh Dewan Mahasiswa? Kemudian, Bagaimana pula fungsi Senat Mahasiswa dan Himpunan Mahasiswa? Bagaimana pula fungsi Unit Kegiatan Mahasiswa? Bagaimana pula semuanya itu menjalankan berbagai program dan aktivitasnya agar sukses dan bermanfaat? Selain itu, bagaimana tugas dan fungsi BAPAK sebagai lembaga kepengasuhan mahasiswa?
Mengenai lembaga dan biro lainnya yang dimiliki universitas, bagaimana program yang berkaitan dengan mahasiswa bisa berjalan dengan baik? Bagaimana BAAK dan juga tiap-tiap Fakultas dan Program Studi menstimulus kegiatan kuliah dan akademik lainnya bisa berjalan dengan efektif? Bagaimana mahasiswa bisa tidak hanya rajin kuliah, tetapi juga memperhatikan dengan baik lebih-lebih bisa menghasilkan sesuatu baik karya ilmiah ataupun yang lain? Bagaimana Bendahara bisa membuat mahasiswa disiplin dalam membayar uang perkuliahan dan yang lain? Bagaimana Pusat Islamisasi bisa efektif menjalankan programnya? Begitupun yang lainnya, bagaimana kesemua lembaga dapat menjalankan fungsinya dengan baik?
Mengenai interaksi mahasiswa dengan pihak luar, bagaimana hubungan mahasiswa di UNIDA Gontor Kampus Pusat yang ada di Siman dengan mahasiswa UNIDA Gontor yang lain baik di Gontor Pusat, Gontor 3, Gontor 6? Bagaimana hubungannya pula dengan UNIDA Gontor di kampus-kampus putri? Mahasiswa memang harus berdiri diatas kedisiplinan hingga terjaga dari pengaruh buruk luar yang niscaya, namun begitu sebagai konsekuensi dari kemahasiswaan ialah juga berkontribusi bagi masyarakat, maka sejauh apa kontribusi itu bisa terjadi? Mahasiswa juga butuh networking untuk berbagai kemanfaatan, sejauh apa networking itu bisa dilakukan? Dengan siapa saja? Kemudian, sejauh apa mahasiswa luar bisa mengambil manfaat dari keberadaan mahasiswa UNIDA Gontor?
***
Bila diteruskan, masih akan ada banyak sekali pertanyaan-pertanyaan global maupun lebih teknis lainnya yang barangkali tidak akan habis disebutkan. Saya pribadi meyakini bahwa diantara bekal untuk memajukan kampus adalah dengan semakin terangnya pertanyaan-pertanyaan di atas. Karena dengan semakin terangnya pertanyaan-pertanyaan diatas, semakin jelaslah segala pihak dalam melangkah untuk memajukan kampus. Wallahu A’lam bish-Showab
(sam_h)